PT Kideco Jaya Agung terancam merugi dalam proses eksploitasi tambang batu bara di area pertambangan Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Penurunan harga batu bara dari sebelumnya 120 US dolar per ton menjadi hanya 50 ribu US dolar per ton membuat perusahaan asing ini hanya berusaha bertahan memenuhi permintaan pelanggan.
“Perusahaan kami tidak untung, bahkan saja bisa disebut rugi,” kata Manager Umum External dan Internal Kideco, Siswoko di Balikpapan, Minggu (12/7).
Seperti halnya perusahaan tambang lainnya, Siswoko mengungkapkan perusahaanya terpaksa menerapkan kebijakan pengetatan ikat pinggang guna mempertahankan eksistensinya. Perusahaan asal Korea Selatan ini juga merevisi kontrak kerjasama perusahaan kontraktor sehubungan biaya operasional pertambangan batu bara.
Kideco juga akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 41 juta metric ton atau naik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 40 juta metric ton. Peningkatan produksi ini untuk menutup kekurangan biaya produksi pertambangan per tahunnya.
Kideco berencana kembali membuka area seluas 7 ribu hektare di wilayah pit Samu dan Pinang Jagung di Long Ikis Kabupaten Paser. Sebelumnya, Kideco sudah melakukan eksploitasi tambang batu bara seluas 25 ribu hektare di pit Roto Samarangau dan Susubang.
“Sedang proses perizinan Amdal dan izin izin lainnya,” papar Siswoko.
Adanya dua area baru ini membuat Kideco mampu meningkatkan produksinya menjadi 55 juta metric pada 2019 mendatang. Peningkatan produksinya juga mengantisipasi belum stabilnya harga batu bara selama 2 – 3 tahun kedepan.
“Apalagi industry pertambangan juga kena dampak penurunan harga minyak bumi,” ungkapnya.
Kideco melayani permintaan internasional dengan dominasi sebesar 70 persen untuk ekspor tujuan Korea Selatan, Jepang, India, Philipina, China, New Zealand, Chilie dan England. Namun demikian, Kideco juga memenuhi permintaan pasar domestic sebanyak 11 juta metric ton.
“Kami punya kesepakatan domestic market obligation pasar lokal,” ujarnya.
SG WIBISONO
Perusahaan internal perusahaan lain berdampak pada kami, SHGU, 20 juni dibuka, perush kami adalah obvitnas, operasional, produksi rugi, 50 persen total produksi sebulan drop, 1,5 juta, 19 mei – 20 juni, besar sekali, tinggal kalikan aja, sisi distribusi, pengapalan, otomatis kontribusi penurunan pajak pemerintah, masih dalam proses, tp kebijakan pemerintah agar dibuka dahulu hingga proses hukum selesai, kami kena imbasnya,
1 Comment
[…] kapal pontoon batubara sudah berdampak negative terhadap kehidupan nelayan di Kutai Kartanegara. Ekonomi perikanan warga sudah terganggu dalam 5 bulan belakangan […]