Industri hotel Balikpapan Kalimantan Timur rugi akibat krisis listrik yang terjadi. Pemadaman listrik terus meningkat dialami masyarakat Kalimantan Timur selama dua bulan terakhir.
“Harus mengeluarkan biaya tambahan akibat pemadaman listrik yang berjam-jam,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan, Yulidar Gani, Jumat (14/2).
Yulidar mengatakan pihaknya terpaksa menanggung tambahan biaya operasional hotel yang membengkak hingga 15 persen dari total semestinya. Hotel harus memanfaatkan genset untuk mendukung operasional.
“Hotel harus menyiapkan biaya solar dan perawatan genset yang lebih mahal dibandingkan saat mempergunakan jasa PLN,” paparnyal
Selain itu juga banyak peralatan elektronik hotel yang mengalami kerusakan akibat pemadaman, karena turun-naiknya tegangan. Ini menjadi beban biaya tidak terduga harus ditanggung pengelola hotel.
Yulidar berpendapat semestinya PLN memberikan diskon tagihan rekening listrik atas penurunan kualitas layanan pelanggan. PLN jadi penyebab kerugian masyarakat sehubungan pemadaman listrik yang terus terjadi di jaringan Mahakam.
“Kita tidak mengerti apa yang menjadi penyebab dari pada semua ini. Katanya ada yang bilang masa transisi, mesin rusak dan sebagainya,” katanya.
Terdapat 400 jasa industry perhotelan yang beroperasi di Kalimantan Timur. Kota Balikpapan terdapat 60 hotel yang kelasnya terbagi dari melati hingga bintang lima.
PLN hingga kini belum mengungkap soal pemadaman listrik terjadi di Kalimantan Timur. PLN absen saat dengar pendapat dengan DPRD Kota Balikpapan soal pemadaman listrik ini.
PLN mengklaim pemadaman listrik sudah tidak akan terjadi lagi di Sistim Mahakam. Mereka sudah mengoperasikan pembangkit listrik Senipah yang memproduksi daya 2 x 50 MW sehingga PLN mengalami surplus daya hingga 40 megawat.