NewsBalikpapan –
Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengerahkan tujuh helicopter penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Enam helicopter khusus dipergunakan water boombing titik api serta sisanya untuk patroli pemantauan udara.
“Ada tujuh helicopter yang bersiap di Kalteng,” kata Kepala BPNB Kalteng Mofit Saptono, Selasa (16/9/2019).
Mofit mengatakan, penggunaan helicopter guna memaksimalkan proses pemadaman api di Kalteng. Sehingga saat bersamaan, tim darat pun akan lebih mudah berjuang memadamkan api.
Sementara ini, pemadaman api masih difokuskan di delapan kota/kabupaten setempat. Titik api dilaporkan masih bisa ditemui di Kota Palangkaraya, Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, Waringin Timur, Barito Selatan, Seruyan dan Sukamara.
“Ada beberapa titik di delapan kota ini dan bukan seluruhnya terbakar,” papar Mofit.
Selain itu, Mofit pun mewaspadai sebagian kawasan Kalteng terutama ada di bagian utara dan selatan. Ia patut khawatir mengingat kawasan tersebut area hutan gambut yang luas.
Selama proses pemadaman ini, BNPB Kalteng mengerahkan ribuan personil upaya pemadaman sejumlah titik api. Para personil bekerja maksimal sesuai standar operasi prosedur (SOP) penanggulangan kebakaran.
Titik hotspot terbaru dilaporkan sebanyak 521 titik tersebar di area Kalteng. Jumlah titik panas ini relatif membaik dibandingkan laporan rata rata per bulan mencapai 3.380 hotspot.
Meskipun demikian, Mofit mengharapkan agar hujan secepatnya datang serta memadamkan api. Genangan api sangat dibutuhkan guna memadamkan lahan gambut yang terbakar.
“Kalau tidak digenangi air, kabut asapnya akan terus keluar seperti penjual sate,” ungkapnya.
Sementara itu, penggiat lingkungan pun turut tangan langsung membantu pemadaman api. Seperti dilakukan WWF Kalteng yang ikut berpatroli pencegahan hingga pemadaman kebakaran hutan.
“Kami patroli pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan,” kata WWF Kalteng Okta Simon.
Dalam kondisi ini, WWF memfokuskan perhatian di tiga lokasi konservasi orang utan Kalteng. Non governmental organization (NGO) asing ini memang punya program penyelamatan satwa orang utan Kalteng.