NewsBalikpapan –
Jalan tol Balikpapan – Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai berbahaya penggunaannya bagi masyarakat. Padahal sebagian ruas jalan tol baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Itu salah satu teknologi yang salah dan tidak pernah terjadi di dunia,” tutur Praktisi Transportasi Darat Bambang Harjo, Kamis (19/12/2019).
Bambang mengatakan, pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda menggunakan teknologi semen pengerasan kaku (rigid pavement). Bahan baku semen jalan dimanfaatkan menggantikan aspal yang lazim dipergunakan sebelumnya.
Sistem semen pengerasan kaku, menurut Bambang, sangat berbahaya bagi kendaraan berkecepatan tinggi. Teknologi ini menyebabkan gerutan yang berdampak peningkatan temperatur ban kendaraan.
“Kendaraan truk dan bus menggunakan ban vulanisir akan menghindari jalan tipe ini. Karena kalau temperaturnya panas, vulkanisir akan mudah lepas,” ungkapnya.
“Kendaraan pribadi pun harus berhati hati dalam kecepatan tinggi ban kendaraan gampang pecah. Sehingga kecepatan dibatasi 60 – 80 kilometer per jam,” imbuhnya.
Sehubungan itu, Bambang memprediksi publik cenderung memilih memanfaatkan jalan lama dibandingkan jalan tol ini. Apalagi Jasa Marga membebankan biaya Rp 1.000 per kilometer penggunaan jalan tol Balikpapan – Samarinda.
“Volume trafik jalan lama tidak lebih 40 persen sehingga tidak terlalu padat. Mereka bisa melaju lebih kencang dengan tipe jalan aspal. Apalagi tidak diwajibkan membayar penggunaannya,” ujarnya.
Tarif tol sebesar Rp 1.000 per kilometer dianggap kemahalan bagi warga Kaltim. Ia membandingkan jalan tol di Jawa yang dibebankan sebesar Rp 300 – Rp 400 per kilometer.
“Tol Balikpapan-Samarinda itu wilayah perintis, Rp 1.000 per Km itu mahal, seharusnya mendapatkan subsidi. Apalagi pembangunannya mempergunakan APBN, soal ganti rugi warga juga segera diselesaikan,” tegasnya.
Belum lagi di musim hujan penggunaan jalan rigid pavement kian berbahaya.
“Berlumut berarti jalanan licin, beda dengan aspal yang cenderung berminyak,” imbuhnya mengingatkan.
Lebih lanjut, Bambang memprediksi pembangunan jalan tol ini percuma bagi warga Kaltim. Awalnya, pembangunan jalan tol dimaksutkan mempermudah transportasi darat menuju Bandara Sepinggan Balikpapan.
Berjalannya waktu, pemerintah malah membangun Bandara APT Pranoto. Bandara dimaksutkan menjaring penumpang Samarinda, Kutai Kartanegara, dan Bontang.
“Masyarakat sudah tidak memerlukan jalan tol lagi menuju Bandara Sepinggan,” papar Bambang.