NewsPenajam –
Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur menggelar studi kelayakan (feasibility study) pembangunan jembatan sepanjang 5,4 kilometer menghubungkan dengan Balikpapan. Jembatan ini nantinya menjadi yang terpanjang mampu dibangun menyaingi berdirinya jembatan Suramadu di Jawa Timur.
“Kami sedang melaksanakan studi kelayakan pembangunan jembatan ini,” kata Kasubag Pengendalian Pembangunan Bagian Pembangunan Kabupaten Penajam, Niko Herlambang, Senin (16/6).
Niko mengatakan studi kelayakan dilaksanakan untuk mengkaji dampak positif maupun negatif keberadaan jembatan yang membelah Teluk Balikpapan ini. Selama ini, jalur trans Kalimantan terputus saat melewati kawasan Penajam – Balikpapan yang berada di Kalimantan Timur.
“Terpaksa harus naik kapal roro, speed boat hingga kapal roro saat melintasi jalur Balikpapan – Penajam,” paparnya.
Studi kelayakan ini, menurut Niko akan menentukan tarif tol jembatan yang diperkirakan dipatok di kisaran harga Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu. Penentuan tarif tol jembatan ini seiring dengan besaran total investasi yang diperkirakan dikisaran Rp 5,6 triliun.
Jembatan Penajam – Balikpapan diharapkan bisa bersinergi dengan pembangunan jalan bebas hambatan yang melewati Bandara Internasional Sepinggan. Pembangunan trans Kalimantan menghubungkan empat provinsi nantinya terpusat di Balikpapan.
Pembangunan jembatan Penajam – Balikpapan nantinya terwujud dengan adanya konsorsium terdiri masing masing kota, Provinsi Kaltim dan PT Waskita Karya (Tbk) selaku pelaksana. Perusahaan infrastuktur plat merah ini disebut sebut sudah bersedia melaksanakan pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia nanti.
Masing masing konsorsium akan menanamkan investasinya sesuai kebutuhan alokasi dana pembangunan jembatan yang mencapai Rp 5,6 triliun. Namun demikian, konsorsium optimis keberadaan jembatan ini mampu memberikan keuntungan ekonomi maupun sosial pada masyarakat Kaltim di masa mendatang.