Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya mengaku sempat beradu argumen dengan Menteri Lingkungan Hidup Singapura soal asap kiriman dari Sumatera. Menolak intervensi negara luar, dia meminta menteri bersangkutan agar diam untuk mendengarkan komitmen Indonesia.
“Saya menyuruh dia diam, karena saya mau bicara,” katanya saat meninjau sarana Mangrove Center di Balikpapan, Rabu (12/3).
Balthasar menegaskan komitmennya untuk menuntaskan permasalahan asap kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di Sumatera. Namun demikian, pemerintah memastikan komitmen tersebut bukan disebabkan adanya desakan dari Malaysia maupun Singapura yang complain menerima kiriman asap.
“Kami melakukan untuk kepentingan warga Riau dan Dumai yang lebih menderita akibat asap ini, bukan untuk Singapura dan Malaysia,” paparnya.
Balthasar balik mengkritik Singapura yang tidak tegas dalam membina perusahaanya yang menanamkan investasinya di Indonesia. Pasalnya dari delapan perusahaan pembakar hutan di Sumatera, katanya ada satu diantaranya yang bermarkas kantor pusat di Singapura.
Sejumlah perusahaan Singapura ditengarai juga sering mengirimkan limbah industrinya ke Batam.
DPR RI sudah setuju ratifikasi kerjasama ASEAN dalam penanganan asap di Sumatera diajukan pemerintah sejak sepekan lalu. Pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup mengajukan ratifikasi kerjasama penanganan asap sejak 2005 lalu.
“Itu penting agar Malaysia dan Singapura tidak banyak bicara lagi,” tegasnya.
2 Comments
[…] panas ini, kata Imam tidak semuanya merupakan lahan hutan yang terbakar. Titik panas ini bisa jadi disebabkan kemarau […]
[…] mempertanyakan urgensi kunjungan kerja pejabat ke luar negeri ini ditengah permasalahan kabut asap melanda kota/kabupaten di Kaltim. Apalagi kunjungan ke luar negeri ini setidaknya menelan anggaran […]