Perusahaan kereta api, JSC Russian Railways menyiapkan investasi hingga US $ 3,7 miliar atau Rp 48 triliun dalam proyek pembangunan rel kereta api batu bara di Kalimantan. Proyek rel kereta api pertama sepanjang 570 kilometer menghubungkan Tabang Kutai Kartanegara – Maloy Kutai Timur – Buluminung Penajam Paser Utara – Kutai Barat di Kalimantan Timur.
“Total pembangunan rel kereta api ini diperkirakan menelan investasi hingga U $ 3,7 miliar US dolar,” kata Deputy CEO Kereta Api Borneo, Vladimir Volkov di Balikpapan, Selasa (12/7).
Volkov mengatakan, proyek rel kereta api ini akan dibagi dalam dua tahap pengerjaan. Tahap awal, investor Rusia akan membangun rel kereta api sepanjang 253 kilometer menghubungkan Buluminung – konsesi Banpu – konsesi GBU dan Essar senilai US $ 2,2 miliar.
Selanjutnya, pembangunan rel kereta memasuki tahap kedua sepanjang 195 kilometer menghubungkan konsesi Bayan Resources di Tabang hingga terminal batu bara di Kutai Timur senilai US $ 1,5 miliar.
Rel kereta api ini nantinya diproyeksikan sebagai sarana transportasi batu bara menuju terminal batu bara di Kutai Timur. Sehubungan itu, jalurnya memang disesuaikan dengan beberapa lokasi konsesi pertambangan batu bara di Penajam, Paser, Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Kutai Timur.
Volkov menyebutkan, timnya sudah mulai melakukan survey teknis geofisika dan metocean di area yang akan dilintasi rel kereta api sejak akhir 2016 lalu. Pembangunan rel kereta api Borneo sudah ditargetkan terealisasi saat masuk tahun 2022 mendatang.
“Tim teknis kami sudah melakukan survey tanah termasuk diantaranya mempersiapkan masuknya alat berat di area pembangunan,” paparnya.
Saat bersamaan, Volkov juga menggandeng Pemprov Kaltim guna melancarkan pembebasan lahan yang terlintasi jalur rel kereta api Borneo. Mereka berharap memperoleh dukungan mengingat rel kereta api ini akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat.
“Kami juga mensosialisasikan soal kegunaannya yang akan menyerap tenaga kerja lokal dan pemanfaatan sub kontraktor lokal,” paparnya.
Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak menyatakan, pihak sebatas membantu kelancaran proyek rel kereta api batu bara ini. Salah satunya dalam proses negosiasi pembebasan lahan di beberapa daerah yang terlintasi proyek rel kereta api batu bara ini.
Hingga saat ini, Awang menyebut, Kabupaten Penajam Paser Utara sudah menyiapkan 140 hektare lahan yang diperuntukan pembangunan rel kereta api. Dia masih menunggu kesiapan daerah daerah lain guna dalam membebaskan jalur perlintasan kereta api sepanjang 448 kilometer ini.
“Saya masih menunggu kabupaten lain untuk membantu pembebasan lahannya,” ujarnya.
Awang menyakini dampak positif keberadaan rel kereta api batu bara dalam mendongkrak perekonomian daerah. Provinsi Kalimantan Tengah dan Selatan terang terangan menyatakan ketertarikannya agar rel kereta api ini juga membangun jalur di wilayahnya.
“Nanti saya akan bantu pertemukan dengan gubernur Kalteng dan Kalsel. Mereka berdua sudah tertarik ingin bergabung pula,” paparnya.
Adapun pada perusahaan tambang batu bara, Awang mempersilakan mereka berkomunikasi langsung dengan manajemen Kereta Api Borneo guna menjalin kerja sama pengangkutan batu bara. Sarana angkutan kereta api diyakini memangkas ongkos pengiriman batu bara dari lokasi pertambangan ke terminal pengangkutan.
“Silakan bagi perusahaan perusahaan untuk menjalin kerjasama buisnees to buisnees dengan Kereta Api Borneo,” paparnya.
Pertemuan proyek rel kereta api batu bara ini dihadiri President Director Kereta Api Borneo, Sergey Kuznetsov dan perwakilan Kedutaan Rusia di Jakarta, Andrey Mogilevtsev. Gubernur Kaltim memimpin langsung pertemuan bisnis antara daerah dengan investor Rusia ini.
Presiden Joko Widodo memimpin ground breaking pembangunan rel kereta api batu bara di Buluminung Penajam Paser Utara, bulan November 2015 lalu. Pembangunan rel kereta api ini menjadi kerjasama antara Pemprov Kaltim dan JSC Russian Railways.