Bank Indonesia Cabang Balikpapan memprediksi pertumbuhan produk domestic regional bruto (PDRB) wilayahnya maksimal hanya berkisar 4 persen. Pertumbuhan ekonomi Balikpapan masih sesuai asumsi pertumbuhan ekonomi nasional yang dipatok dibawah 5 persen akibat melambatnya perekonomian global saat ini.
“Maksimal hanya bisa tumbuh 4 persen saja, itu sudah lumayan,” kata Kepala BI Cabang Balikpapan, Suhatman Tabrani, Senin (9/11).
Seperti halnya kota kota lain di Indonesia, Suhatman menilai Balikpapan juga terdampak langsung lesunya perekonomian global. Sektor industry pertambangan, minyak gas dan perkebunan di Balikpapan sudah mulai merasakan turunnya harga pasar dunia produk batu bara, minyak bumi dan crude palm oil.
Tahun tahun sebelumnya, perekonomian Balikpapan relative stabil dimana rata rata pertumbuhan PDRB dengan migas mencapai angka 4,6 persen per tahun. Adapun pertumbuhan PDRB tanpa migas malah bisa mencapai angka 6,8 persen per tahun.
“Prosentase itu rata rata pertumbuhan PDRB selama 4 tahun terakhir di Balikpapan,” ungkap Suhatman.
Industri pengolahan minyak Balikpapan masih mendominasi prosentase PDRB sebesar 49,6 persen yang disusul industri konstruksi, transportasi pergudangan, perdagangan hotel, jasa keuangan, informasi & komunikasi, penyedia akomodasi makan minum real estate dan lain lain. Menurut Suhatman sector industry pengolahan minyak Pertamina ini yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Balikpapan.
Sehubungan itu, BI Balikpapan memprediksi melambatnya ekonomi ini berdampak negative adanya gelombang PHK di hampir seluruh sector lokal setempat. Gelombang PHK ini bukan hanya terjadi di Balikpapan namun juga di seluruh kota/kabupaten di Kaltim.
“Dampaknya sudah terasa ada PHK di perusahaan Balikpapan,” ungkapnya.
Sehubungan itu, Suhatman menyatakan pemerintah Balikpapan harus mendorong stimulus lewat proyek proyek anggaran daerah. Proyek daerah ini nantinya yang akan merangsang pertumbuhan ekonomi berbagai sector industry Balikpapan.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Balikpapan menyebutkan ada sebanyak 2.743 karyawan setempat yang terkena PHK dari perusahaanya. Sebanyak 152 perusahaan Balikpapan dilaporkan sudah merumahkan karyawannya akibat krisis global terjadi pelemahan harga batu bara, minyak gas dan kelapa sawit.
Pemkot Balikpapan bahkan sudah berencama membangun kampung PHK yang peruntukannya memberikan pelatihan dan ketrampilan pada para pencari kerja ini. Kampung PHKKampung PHK juga akan disinergikan dengan Balai Latihan Kerja (BLK).
Kampung PHK diharapkan mampu meningkatkan kemampuan wirausaha pekerja Balikpapan yang terkena PHK. Mereka diharapkan mampu membuka lapangan kerja sendiri tanpa harus tergantung pekerjaan dengan pihak lain.