PT Pertamina (Persero) menuntaskan perawatan atau turn around kilang minyak Balikpapan Kalimantan Timur. Perawatan menyeluruh kilang minyak Balikpapan selama 40 hari ini menyedot dana jumbo hingga Rp 100 miliar.
“Proses perawatan atau turn around kilang minyak Balikpapan sudah selesai,” kata Manager Umum PT Pertamina Revinery Unit V Balikpapan, Yulian Dekri, Senin (17/4).
Yulian mengatakan, perawatan kilang mulai dilaksanakan tanggal 6 Maret lalu hingga tuntas 16 April lalu. Proses perawatan difokuskan kilang minyak Balikpapan II yang berkapasitas produksi 200 ribu barrel BBM per harinya.
“Selama 40 hari kilang minyak Balikpapan II ini tidak berproduksi sama sekali,” paparnya.
Perawatan kilang minyak, menurut Yulian, wajib dilakukan dalam kurun waktu setidaknya 4 tahun sekali. Dia menyebutkan, perawatan harus dilakukan guna menjaga performa mesin produksi kilang sesuai spesifikasi sudah ditentukan.
“Seperti halnya mesin motor yang harus memperoleh perawatan rutin agar tetap lancar penggunannya. Apalagi mesin kilang ini yang beroperasi setiap hari tanpa henti. Perawatannya juga harus rutin,” ujarnya.
Perawatan kilang minyak Balikpapan membutuhkan sebanyak 3.500 pekerja yang ahli dibidangnya masing masing. Selama waktu 24 jam, para pekerja menangani seluruh teknis perawatan kilang minyak Balikpapan.
“Mereka bekerja terus menerus untuk mengejar target waktu penyelesaian perawatan kilang Balikpapan,” tuturnya.
Saat ini, Pertamina sedang memacu kemampuan mesin kilang minyak Balikpapan II sesuai spesifikasi 200 ribu barrel per hari. Tes uji kemampuan ini untuk mengukur kemampuan mesin kilang Balikpapan II pasca perawatan.
“Biasalah, habis perawatan akan kami coba kemampuan mesinnya sesuai batas kemampuan maksimal,” ungkapnya seraya menambahkan perawatan kilang minyak Balikpapan I akan dilaksanakan tahun 2018 mendatang.
“Kalau kilang minyak Balikpapan I direncanakan tahun depan,” imbuhnya.
Pertamina memastikan proses perawatan kilang minyak Balikpapan tidak berdampak negatif terhadap pasokan BBM bagi warga Indonesia timur. Pertamina sudah mempersiapkan pasokan BBM yang memiliki ketahanan hingga sebulan kedepan.
Datangkan pasokan BBM dari Cilacap dan Riau
Pertamina juga mendatangkan pasokan BBM dari kilang unit produksi lain di Cilacap dan Riau. Kombinasi keduanya diyakini mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di kawasan Indonesia Timur sebulan ke depan.
Selama proses perawatan kilang Balikpapan, akan dilakukan proses buka tutup pengguna jalan minyak Yos Sudarso menghubungkan Melawai – Rapak Karanganyar. Sepanjang jalan ini menjadi jalur transportasi yang lazim dilalui masyarakat Balikpapan.
Sebelumnya, kobaran api fler serta dengungan kilang minyak Pertamina membuat ketakutan warga Balikpapan pada akhir Januari lalu. Peristiwa mencekam tersebut menjadi tontotan warga Balikpapan sejak sore hingga dini hari.
Beberapa warga di Kampung Baru sempat mengungsi ke lokasi yang berjarak 20 kilometer dari kilang Balikpapan. Wartawan menyaksikan kepanikan warga perkampungan yang berbatasan langsung dengan kilang Pertamina Balikpapan.
Saat itu tersiar kabar ada kerusakan sistim pengolahan minyak kilang Pertamina Balikpapan. Kilang minyak Balikpapan tidak bisa memproses gas dialirkan perusahaan migas Chevron Indonesia.
Perusahaan migas ini rutin mengirimkan 40 juta metrik kaki kubik per hari (MMSCFD) agar diproduksi di kilang Balikpapan. Saat kejadian tersebut, Pertamina Balikpapan menghubungi Chevron agar mengurangi suplai gasnya menyusul kerusakan sistem produksi gas kilang Balikpapan. Chevron memproduksi sekitar 30 ribu gas liquid per tahunnya disalurkan ke Balikpapan.
Pertamina dalam proses pengembangan kapasitas produksi kilang minyak Balikpapan menjadi 360 ribu barel per hari. Saat ini, Pertamina sedang mempersiapkan dua tower apartemen guna menampung karyawannya yang kena gusur.
Proyek perluasan kilang minyak Balikpapan
Progres pembangunan apartemen Pertamina diharapkan tuntas tahun pertengahan 2017 ini. Pengembangan kilang minyak Balikpapan diperkirakan membutuhkan investasi mencapai US$ 4,6 miliar atau Rp 59,8 triliun (asumsi nilai tukar Rp 13 ribu per dolar AS).
Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi pengembangan kilang Balikpapan seluruhnya mempergunakan dana investasi perusahaan minyak pelat merah ini.
Tahap pertama produksi kilang minyak Pertamina akan mampu menghasilkan BBM standar Euro 2 pada 2019. Selanjutnya, kilang Pertamina ini didorong agar mampu pula memproduksi BBM standar Euro 4 hingga Euro 5.
“Sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat produksinya akan ditingkatkan berstandar Euro 4 hingga Euro 5 pada tahun 2021 mendatang,” paparnya.
Pembangunan apartemen ini, kata Rachmad menjadi salah satu bagian pengembangan kilang minyak Balikpapan. Apartemen ini nantinya guna menampung ratusan karyawan Pertamina korban penggusuran di Jalan Parikesit Balikpapan.