Perkenalan keduanya terjadi dua tahun silam, saat itu Yanti sedang liburan bersama teman-temannya. Begitu pula Mike yang bekerja di perusahaan asing di Balikpapan, sedang menghabiskan akhir pekannya di Bali. Mereka bertemu di salah satu pub di Legian, Kuta Bali.
“Kebetulan waktu itu meja kami bersebelahan. Saya bersama teman dan dia (Mike) juga sedang bersama temannya. Saya ingat waktu itu dia dan temannya kemudian mendekati kami, dan kami berkenalan, Bahkan dia menawari saya minum,” kenang Yanti saat menceritakan awal perkenalannya pada Majalah Info Balikpapan.
Perkenalan yang saat itu berlangsung singkat akhirnya berlanjut menjadi suatu hubungan dekat. Semuanya tidak terlepas dari adanya keterkaitan diantaranya keduanya. Biarpun masih tercatat sebagai warga negara asing, Mike bekerja di salah satu perusahaan asing Balikpapan, demikian pula Yanti. Perempuan muda berwajah manis ini asli kelahiran dan berdomisili di Balikpapan.
Keduanya pun akhirnya terus menjalin komunikasi dan sering jalan berdua. Mengetahui Mike bekerja disalah satu perusahaan asing top di Balikpapan, tergelitiklah Yanti. Pasalnya, wanita berkulit hitam manis ini, hanya bekerja disalah satu perusahaan swasta dengan gaji standar. Meski menyandang gelar sarjana ekonomi, bukan menjadi jaminan bagi Yanti untuk bisa bekerja diperusahaan yang bagus dengan gaji yang lumayan.
“Waktu itu saya bekerja di perusahaan swasta yang gajinya cuma habis untuk makan dan transport. Saya sempat berpikir, mungkin saja dia bisa memberikan jalan bagi saya agar bisa bekerja di perusahaan asing atau minimal perusahaan bagus,” kata wanita yang kini tinggal di kawasan elit di Balikpapan ini.
Sehingga saat Mike mengutarakan perasaan suka padanya, ditanggapi Yanti sebagai peruntungan yang tidak boleh di sia siakan. Tanpa pikir panjang, ia langsung menerima pinangan cinta pria kebangsaan Australia ini. Ini semua demi mengejar ambisinya agar bisa bekerja di perusahaan asing Balikpapan.
Singkat cerita, keduanya pun terlibat asmara dan tinggal serumah. Karena takut dengan norma dan nilai-nilai agama dan anggapan masyarakat, keduanya kemudian memilih menikah dibawah tangan. Dibantu temannya, Yanti dan Mike menikah di depan penghulu. Meski diakui Clara, dirinya tidak terlalu mencintai Mike, namun pernikahan tersebut tetap dijalaninya. Usia keduanya pun terpaut cukup jauh. Mike berusia 43 tahun, sedangkan Clara masih berusia 28 tahun.
“Dia memang ingin agar kita tinggal bersama saat masih pacaran, tapi saya takut. Apalagi orang tua saya juga di Balikpapan. Karena itu kemudian kami memilih menikah di depan penghulu. Kami kemudian mendapat surat keterangan dari penghulu yang menyatakan kami suami istri. Tapi waktu menikah orang tua dan saudara -saudara saya hadir, hanya keluarga suami yang gak ada. Jadi bisa dikatakan sah, meski kita tidak menikah di KUA. Kalo dulu soal cinta, saya memang tidak 100 persen cinta dia, tapi lumayanlah,” kata Yanti seraya menghisap rokok mentholnya.
Setelah menjadi istri Mike, ambisinya agar bisa bekerja diperusahaan asing semakin terbuka lebar. Meski butuh waktu dan proses, namun obsesi Yanti akhirnya terwujud juga berkat bantuan suaminya. Dia memang tidak bekerja satu perusahaan dengan Mike.
Tapi perusahaan tempatnya bekerja sekarang cukup bagus, walaupun hanya sebagai pegawai kontrak. Namun, gaji maupun tunjangan yang diterimanya cukup memadai – sangat jauh dibandingkan tempat bekerjanya terdahulu. Ia pun kini bisa membeli semua apa yang diinginkannya.
“Saya kini bekerja di perusahaan yang bagus dengan gaji yang bagus, meski masih karyawan kontrak. Tapi bukan berarti saya langsung mudah diterima, ada proses test juga,” tutur Yanti tanpa mau menyebut nama perusahaan tempatnya bekerja sekarang.
Selain itu, sebagi istri dia pun mendapatkan uang belanja yang cukup besar. Praktis membuat gaya hidup dan penampilannya pun berbeda. Kalau sebelumnya, pakaian, sepatu, tas yang dikenakannya hanya yang biasa. Kini rata-rata bermerk, mulai dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Bukan hanya itu, Yanti terbiasa mengendarai sepeda motor, kini sudah bisa makin bergaya dengan tongkrongan mobil baru – hadiah perkawinan suaminya. Karenanya, Ia berulang kali mengaku merasa sangat bahagia dengan pencapaiannya ini.
“Saya juga tiap bulan dapat jatah (uang) bulanan dari suami, jumlahnya sangat lumayan. Justru gaji saya sekarang tersimpan di rekening, jadi sebenarnya saya wanita yang cukup beruntung,” ungkapnya.
Soal rencana masa depannya bukan menjadi prioritas utama dalam pikiran wanita keturunan asli Kalimantan ini. Yanti mengaku masih menikamti hari hari kebersamaanya bersama Mike serta rutinitas kerjanya. Begitu pula soal anak, menjadi urusan ke sekian dari daftar perencanaan kehidupannya.
Ia kini hanya ingin menjalani dan menikmati semua yang telah diperolehnya. Saat ini kata Clara, tugasnya adalah istri dan karyawan. Dia akan menjalani keduanya secara seimbang dan bertanggungjawab.
“Saya juga tidak tahu, apakah nanti kita akan menikah secara resmi. Suami saya juga kerjanya di kontrak masih beberapa tahun. Setelah itu mungkin dipindah. Saya juga tidak tahu apakah diajak atau tidak,” paparnya.