Lolos Agenda Penghancuran
28 July 2013
PT Berau Coal Siap Layani Pasar ASEAN
1 August 2013

Tonggak Islam Pertama Kalimantan

Masjid Jami Hasanuddin

Masjid Jami Hasanuddin

Tenggarong –

Sejarah penyebaran agama Islam di Kalimantan tidak terlepas campur tangan sejumlah kerajaan berkuasa di kala itu.

Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura lah sebenarnya yang memperkenalkan agama yang dibawa para pedagang asal Arab ini.

Kesultanan yang berdiri sejak 1.300 tahun silam ini meninggalkan bangunan Islam yang ornamennya masih bercirikan budaya khas Kalimantan.

Satu saksi bisu adalah berdirinya Masjid Jami’ Hasanuddin di Tenggarong yang dulunya pusat kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara. Masjid ini memang baru berdiri pada tahun 1874 di masa pemerintahan Aji Sultan Muhammad Sulaiman, sebagai raja yang sangat taat melaksanakan ajaran Islam.

“Masjid Jami’ Hasanuddin adalah aset negara di Kutai,” kata Masrani, tokoh agama Islam Tenggarong.

Masrani mengisahkan dulunya Masjid Jami Hasanuddin berbentuk seperti syuro berupa bangunan panggung rawa rawa berdiam belasan buaya. Bangunan panggung sudah jadi ciri khas masyarakat adat Kalimantan seperti halnya Lamin menjadi rumah adat Suku Dayak.

Lusinan tiang pancangnya juga dari kayu ulin sebagai kayu asli Kalimantan yang terkenal kuat sekeras besi baja.

Berdirinya masjid ini sebenarnya untuk mengenang pewaris tahta Kesultanan Kutai, Aji Punggaek yang berpulang jelang pengukuhannya sebagai putra mahkota.

Balai pemandian penobatan raja yang bertiang 16 pilar selanjutnya bersilih rupa jadi tempat peribadatan Islam sebagai agama bangsawan Kutai kala itu.

Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh masyarakat secara gotong royong. Akhirnya dipilihlah nama Masjid Sultan hingga 1927 ada renovasi untuk mempercantik tampilannya menjadi dinding beton.

Kini, masjid sudah beralih nama menjadi Jami Hasanuddin adalah pusat peribadatan warga muslim di kabupaten terkaya dengan kas hingga Rp 5 triliun ini. Sayangnya, jemaat sudah tidak bisa merasakan romansa Kesultanan Kutai dalam ornament bangunannya yang sekarang bercorak semi modern.

Bangunan masjid berukuran  40 x 40 meter ini hanya menyisakan empat tiang pancang kayu ulin berdiameter 80 centimeter. Konon, tiang pancang ini adalah satu satunya peninggalan masa lalu yang masih tersisa.

Selain itu, ada 12 tiang pancang lain berdiameter 50 meter setinggi 18 meter untuk memperkokoh berdiri tegaknya masjid agung yang seluruh pelatarannya diselimuti dengan marmer putih yang konon didatangkan langsung dari Banjarmasin.

1 Comment

  1. Winnie says:

    If you are interested in topic: make money lyrics lloyd banks – you should read about Bucksflooder first

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *