PLN Operasikan PLTGU Tambak Lorok di Semarang dengan Daya 779 MW

Tampilan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 yang berkapasitas 779 Megawatt (MW) di Semarang. Foto PLN

NewsBalikpapan – PT PLN (Persero), melalui subholding PLN Indonesia Power, secara resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok Blok 3 dengan kapasitas 779 Megawatt (MW) di Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (30/8). PLTGU ini merupakan pembangkit tipe combined cycle single shaft terbesar di Indonesia, yang dilengkapi dengan teknologi terbaru dan canggih, sehingga mampu beroperasi secara efisien dan tetap ramah lingkungan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman Hutajulu, mengapresiasi keberhasilan PLN Group dalam menghadirkan PLTGU Tambak Lorok Blok 3. Ia menegaskan bahwa pemerintah terus mendukung upaya PLN dalam mendorong transisi energi di Indonesia.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN dan PLN Indonesia Power yang menjadi pelopor dalam pengembangan teknologi pembangkit yang lebih maju dan ramah lingkungan, serta mendukung transisi energi nasional,” ujar Jisman dalam sambutannya.

Jisman juga menekankan bahwa pemerintah akan terus mendorong PLN untuk menyediakan listrik yang andal, berkelanjutan, dan terjangkau guna memenuhi kepentingan masyarakat dan negara.

“Pemerintah menekankan tiga hal penting: listrik yang andal, berkelanjutan, dan terjangkau. Kami tidak ingin membebani masyarakat maupun negara,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa PLTGU Tambak Lorok Blok 3 menggunakan teknologi paling mutakhir, yang menjadikannya sangat efisien dan ramah lingkungan.

“Dengan tingkat efisiensi yang mencapai 61% dibandingkan PLTGU lainnya, pembangkit ini mampu mengurangi emisi sebesar 671 ribu ton CO2 per tahun, sehingga lebih ramah lingkungan,” jelas Darmawan.

Darmawan juga menambahkan bahwa PLTGU Tambak Lorok Blok 3 memiliki kemampuan respons yang sangat cepat, dengan peningkatan daya mencapai 70 MW dalam satu menit. Menurutnya, keunggulan ini membuka peluang bagi pertumbuhan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) lainnya, yang bersifat intermiten, karena PLTGU ini dapat dengan cepat mengantisipasi fluktuasi pasokan listrik.

“Keandalan sistem kelistrikan di Jawa Tengah akan meningkat drastis dengan adanya fast response power plant seperti ini, dan ruang untuk menambah pembangkit EBT juga akan meningkat signifikan,” ungkap Darmawan.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *