Menteri Pendidikan, M Nuh tetap menginstruksikan pelaksanaan ujian nasional (UN) SMK/SMK digelar Kamis (18/4) hari ini. Keputusan ini bertentangan dengan keinginan sejumlah kota/kabupaten di Kaltim yang meminta penundaan UN hingga pekan depan.
“Menteri meminta UN dilaksanakan sesuai jadwal,” Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Syamsul Bahri di Balikpapan, Kamis (18/4).
Rombongan Komisi X meninjau kesiapan pelaksanaan ujian di sejumlah kota/kabupaten Kalimantan Timur. Mereka mendapati kekurangan distribusi soal di 169 SMA/SMK yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur.
Lewat ponsel, Syamsul mengatakan menteri meminta agar Universitas Mulawarman yang bertanggung jawab menggandakan soal soal ujian. Nantinya universitas ini juga mendistribusikan ke sejumlah sekolah sekolah terjangkau di Kalimantan Timur.
Sehubungan kota/kabupaten perbatasan, Syamsul mengatakan menteri melimpahkan kewenangan pada pemda setempat untuk menggandakan soal soal ujian. Penggandaan soal ujian bisa dilakukan lewat mesin foto kopi.
Namun demikian, Syamsul mengakui ujian nasional rentan untuk dilakukan di Kaltim karena ada daerah yang bisa menyelenggarakan dan ada yang tidak. Untuk itu, dirinya menyetujui usulan dari Walikota Samarinda Syaharie Jaang serta 11 Kepala Daerah di Kaltim yang menolak menyelenggarakan ujian nasional apabila soal belum sepenuhnya diterima sekolah.
Sekretaris Panitia UN Kaltim, Simon Tarigan mengatakan terdapat ratusan sekolah setempat yang belum menerima soal ujian. Dia menyebutkan rinciannya yaitu SMA sebanyak 155 sekolah dan SMK sebanyak 13 sekolah.
Kementerian Pendidikan semestinya mendistribusikan soal ujian bagi 333 (SMA), 190 SMK dan 101 Paket C di Kaltim. Pangkalan TNI AU Balikpapan juga menerima kedatangan pesawat Hercules yang mengangkut sebanyak 140 koli soal soal ujian UN SMP.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Balikpapan Subiyanto berpendapat sebaiknya Menteri Pendidikan untuk menunda ujian nasional agar tidak menjadi masalah di lapangan. Bahkan apabila diperlukan penundaan ujian SMA dilakukan hingga bersamaan dengan SMP sampai seluruh soal terdistribusi ke sekolah.
“Ujian Nasional tahun ini seperti lebaran. Berbeda. Kalau seperti ini tentu akan berakibat tidak baik bagi anak didik,” katanya.
Terlebih adanya usulan untuk menggandakan soal melalui fotokopi apabila terjadi kekurangan soal. Selain rentan akan kebocoran soal, penggandaan melalui fotokopi juga akan memakan waktu yang lama.
Distribusi soal ujian nasional di Kaltim juga masih belum sepenuhnya selesai. Dari 14 kabupaten kota yang ada di Kaltim, hanya satu kabupaten yakni Kabupaten Tana Tidung yang seluruh soalnya terdistribusi. Ini pun karena jumlah sekolah di kabupaten tersebut hanya 3 SMA dan 6 untuk Soal Paket C.
Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Sayid MN Fadli mengatakan kota ini masih menyisakan paket soal untuk 9 SMA. Adapun, soal untuk SMK sudah terdistribusi seluruhnya ke masing-masing sekolah.
Kendati demikian, Fadli menambahkan soal untuk SMK juga masih belum sepenuhnya selesai karena ada paket soal yang belum lengkap. “Contohnya di SMK N 1 Balikpapan itu seluruh soal Matematika belum ada,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musyahrim menyebutkan untuk Samarinda, sebagai ibu kota Provinsi Kaltim, masih menyisakan 36 paket soal yang belum terdistribusi yang rinciannya untuk 30 SMA, 5 SMK, dan 1 untuk Paket C. Bahkan satu sekolah favorit di Samarinda belum menerima satu pun paket soal ujian.