Kaltim Kurang Tenaga Medis

Awang Faroek Ishak

Awang Faroek Ishak

Balikpapan –

Provinsi  Kalimantan Timur  mengaku masih kekurangan tenaga medis profesi bidan, dokter, dan analis laboratorium.  Kekurangan tenaga kesehatan utamanya dirasakan di daerah pinggiran maupun pedalaman Kaltim hingga perbatasan.

“Kami masih sangat kekurangan tenaga kesehatan, untuk melayani di beberapa titik, baik dipinggiran kota, wilayah pedalaman hingga daerah perbatasan, khususnya untuk tenaga dokter,” kata Gubernur Kaltim, Awang Farouk Ishak, Jumat (18/1).

Data awal tahun 2012 menyebutkan, dengan jumlah penduduk berkisar 3,5 juta, jumlah dokter baru sekitar 960-an dari minimal yang dibutuhkan 1.420. Untuk dokter spesialis Sedangkan jumlah bidan Kaltim hanya sekitar 1.760-an dari 3.550 yang dibutuhkan.

“Kita berharap kebutuhan tenaga medis di bisa dicapai,” imbuhnya. Sejalan dengan itu, karenanya Pemrov Kaltim memberikan besiswa kepada putra-putri daerah melaui program Kaltim Cemerlang, untuk memenuhi ketersediaan tenaga kesehatan yang bisa ditempatkan didaerah-daerah terpencil, termasuk perbatasan.

“Tahun 2009 melalui program Kaltim Cemerlang diberikan beasiswa penuh kepada 407 orang untuk mengikuti pendidikan Diploma III Kesehatan dan hampir seluruhnya telah lulus dan diserahkan ke kabupaten/kota,” ucapnya.

Selain  itu diberikan bantuan beasiswa untuk 380 mahasiswa PoliteknikKesehatan Kementerian Kesehatan Kaltim sebesar Rp2,4 juta per mahasiswa pertahun. Beasiswa stimulan untuk 2.370 mahasiswa Diploma III Kesehatan total dana Rp5,688 miliar. Bantuan beasiswa untuk 635 mahasiswa pendidikan kedokteran total dana Rp5,8 miliar.

Kemudian kata Awang, pihaknya juga memberikan beasiswa  untuk lima mahasiswa S1 Farmasi total dana Rp80 juta dan bantuan beasiswa bagi lima mahasiswa S2 Kesehatan total dana Rp150 juta serta bantuan beasiswa untuk 10 mahasiswa Pendidikan Dokter Spesialis total dana Rp600 juta.

“Termasuk juga bantuan beasiswa untuk enam mahasiswa Pendidikan S3 Kesehatan total dana Rp300 juta, jadi seluruhnya sejak tahun 2009, sudah dikucurkan dana sebesar Rp 230 miliar bagi hampir 4 ribu putra-putri daerah yang menempuh pendidikkan dokter umu, spesilias, bidan maupun farmasi,” tuturnya.

Disamping itu lanjut Awang, untuk pengadaan tenaga kesehatan khususnya dokter Pemprov Kaltim memberikan dukungan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (Unmul) agar mampu mencetak dokter yang memiliki kualifikasi yang bertaraf Nasional bahkan Internasional.

Saat ini FK Unmul bekerja sama dengan RS A. Wahab Sjahranie telah mampu menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Umum  memasuki tahun kedua, Untuk Fakultas Kedokteran telah meluluskan 222 orang dokter, bahkan semuanya telah lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) diantaranya merupakan lulusan tertinggi di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, untuk pemenuhan tenaga dokter maka sejak September 2012 melalui Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) telah ditempatkan sebanyak 139 orang dokter di rumah sakit dan Puskesmas di tujuh kabupaten/kota.

Pasalnya kata Awang, pembangunan bidang kesehatan tidak boleh diabaikan, karena kesehatan merupakan sarana mutlak untuk meningkatkan produktifitas dan merupakan pra syarat utama dalam pembentukan sumber daya manusia berkualitas.

“Pembangunan sektor kesehatan akan berimbas pada terbentuknya masyarakat Kaltim sebagai insan yang andal, mandiri dan mampu bertahan di tengah persaingan global, sejalan dengan visi pembangunan bidang kesehatan Kaltim yakni kesehatan untuk semua menuju terwujudnya derajat kesehatan masyarakat Kaltim  terbaik diluar Jawa danBali,” katanya.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *