“Kita sudah membuat design banner judulnya Lebih bertanya dari pada Hilang Harta. Nanti dalam waktu dekat ini kita pasang,” kata Mu’in yang juga Pemimpin bidang layanan nasabah BNI.
Muin mengatakan kampanye ini sebagai edukasi untuk menyadarkan masyarakat agar sebelum bertindak atas model penipuan ini, melakukan klarifikasi kepada bank. Termasuk juga kita minta untuk melakukan pelaporan kepada perbankan
“Jangan mudah bereaksi tapi crosscek dulu kepada bank. Utamanya mereka bisa menghubungi call center bank. Kalau misalnya sudah tertipu maka cepat-cepat kebank untuk melakukan pemblokiran. Kita sudah sepakat agar nasabah dilayani dulu, setelah itu baru laporkan kasusnya kepolisi. Ini sudah disepakati oleh perbankan ,” jelas Mu’in
Sejak tiga bulan lalu, BI dan BMPD kata Mu’in sudah membentuk gugus tugas pencegahan penipuan Perbankan yang kian hari makin berkembang modusnya.
“Dulukan sms tolong transfer ke rekening ini. Nah sekarang ini sudah pakai modus menyampaikan informasi kecelakaan kepada anak. Mereka juga pintar memberikan petunjuk dengan angka-angka padahal itu petunjuk berupa pengiriman uang tapi tidak dalam nominal genap,” terangnya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan Tutuk Cahyono menyatakan pihak BI sangat konsen terhdapat penipuan yang sudah meresahkan dan merugikan nasabah. “ Karena itu bank-bank harus tanggap terhadap ini. Nasabah yang melapor harus segera ditanggapi secara cepat,” katanya.
Ia juga menyatakan selain di Balikpapan, BI pusat bersama perbankan nasional juga sangat konsen terhadapa modus penipuan via SMS atau telpon kepada Nasabah. Di Jakarta katanya juga telah memiliki working grup yang siap membantu dan menelusuri kasus penipuan.
“Kita kumpul bersama bank-bank, terutama 14 besar yang ada. Ini bagian dari upaya kita melakukan minimalisir penipuan,” ucapnya.
Tutuk yang juga Ketua BMPD ini menilai pelaku penipuan ini sangat profesional dan memiliki jaringan yang tersusun rapi. Bahkan wilayah operasionalnya bisa dari pulau satu kepulau lainya.