“Kan jumlah sekolah swasta lebih sedikit dari negeri. Kemudian kompenen biaya apa yang ada diswasta, nah ini kita minta dipertajam lagi dalam surveynya untuk kita evaluasi. Nanti kita cari jalan untuk menekan inflasi bidang pendidikan,” katanya.
Kondisi ini kata Sutantinah bukan hanya menjadi pertanyaan bagi pemkot tapi juga menjadi pertanyaan besar dari pemerintah pusat atas fenomena yang terjadi di Balikpapan.
“Kenapa yang utama biaya lebih besar SLTA?, kenapa nggak akademi atau perguruan tinggi. Terus tingginya saat PSB padahal sekolah negeri sudah digratiskan. Kalau demikian berarti swasta. Nah ini perlu diperjelas dan evaluasi,” ujarnya.
Nantinya hasil ini evaluasi ini akan dibawa ke dalam rapat kordinasi nasional tim pengendalian inflasi daerah yang akan digelar pada 16 Mei 2012. “ Nanti 10 Mei kita akan rakorwil TPID dulu di provinsi,” katanya
Diakui mantan Kepala PU kota ini, persoalan tingginya inflasi bidang pendidikan sudah terjadi sejak lama hingga kini. “ Kalau memang demikian adanya hasil servey nanti ya kita tidak bisa berbuat banyak,”
Sementara BPS kota Balikpapan mengakui secara umum, kompenen pendidikan telah menyumbang angka inflasi di kota Balikpapan. Sekolah SLTA swasta disinyalir memberikan kontribusi yang tinggi.
“Kita survey biaya pendiikan tidak hanya swasta tapi juga negeri memang negeri itu kan gratis tapi tetap kita input datanya. Seperti biaya SPP, kursus, transportasi, uang pangkal, uang buku,” ungkap Kepala Seksi Statistik dan Produksi BPS Balikpapan Umar Riyadi usai rapat TPID, kemarin.
Sehingga jika dirata-rata Januari hingga Desember, untuk tingkat SLTA telah menyumbang inflasi sebesar 1,57 persen, SLTP 0,21 persen, SD sebesar 0,17 persen dan akademi sebesar 0,34 persen.
“Besaran angka 18 Persen itu hanya bulan Juli saat penerimaan siswa. Diluar bulan itu kalau tidak ada perubahan kenaikan harga, inflasi datar saja,” paparnya.
Survey kebutuhan biaya pendidikan ini dilakukan tiap bulan pada awal dan akhir bulan. “ Untuk ajaran baru pada Juli mendatang, BPS sedang melakukan survey kepada 1600 keluarga yang memiliki anak usiai sekolah,” tambahnya.