“FS akhir tahun ini selesai dan DED tahun 2012 dan pembangunan fisiknya kita perkirakan tahun 20113,” Kata Kepala Bidang Fisik Bappeda PPU Ibrohim Mas’ud usai rapat kordinasi dengan Pemkot Balikpapan, yang dihadiri pimpinan kedua daerah, Bappeda dan konsultan perencanaan, Pelindo, Selasa (6/12).
Pembangunan jembatan gantung tersebut menjadi alternative kedua, setelah sebelum Pemkab PPU dan Pemkot Balikpapan akan membangun jembatan yang menghubungkan kedua daerah tersebut melalui Nipah-nipah (PPU) – Melawai (Balikpapan).
Jembatan gantung tersebut, akan dibangun yang menghubungkan wilayah Kerok- Gunung Steleng (PPU) dan Tanjung Batu (Balikpapan) dengan panjang 3,2 kilometer. “Jembatan alternative ini sudah ok, kan ada altenatif seperti Nipah-Nipah – Melawai,” terangnya.
Ia menjelaskan, pihak Pertamina juga tidak ada masalah dengan pembangunan jembatan tersebut. Karena sudah di perhitungkan sekali jalur pelayarannya. Ketinggian jembatan dari pasang air laut di teluk Balikpapan setinggi 65 meter.
“Karena ketinggian kapal tanker hingga 58 meter. Jadi batas aman ketinggian kapal itu minimal 65 meter,”jelasnya.
Sementara itu konsultan Perencanaan PT. Arya Graha Bambang Budi Prasetyo menyatakan model jembatan yang dibangun dipastikan seperti jembatan gantung Tenggarong. Dimana luasan bentang yakni sepanjang 900 meter.
“Itu luas bentang tiga kali luas kapal tanker yang melintas diperairan teluk Balikpapan,” tandas Budi Prasetya Konsultan Perecanaan PT. Arya Graha.