NewsBalikpapan – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan penanganan banjir tak bisa menunggu anggaran. Dalam rapat teknis bersama Dinas PUPR, Rabu (25/6/2025), ia memaparkan strategi intervensi menyeluruh dengan pendekatan teknis, drainase, dan penegakan aturan lingkungan.
“Kita tidak bisa tunggu anggaran. Harus bergerak sekarang,” tegasnya.
Pemkot memetakan 11 titik genangan yang kembali meningkat dalam dua bulan terakhir, antara lain:
-
Lempake dan Kebun Agung
-
Jalan DI Panjaitan
-
Kawasan Damanhuri dan Gang Ogok
-
Jalan Gerilya
-
Lambung Mangkurat
-
Bengkuring, Padat Karya, Loa Bakung, Loa Buah
-
Flyover arah Juanda hingga Tridaya
Sebagian sudah masuk APBD 2025, sisanya ditangani lewat swakelola. “Air harus segera mengalir, meski tanpa anggaran formal,” katanya.
Langkah awal dimulai Rabu (2/7/2025) dengan penentuan alat berat, personel, dan lokasi prioritas.
Jalan Siti Aisyah jadi perhatian khusus karena kembali banjir meski sebelumnya aman. Andi mengatakan, kemungkinan jalan harus ditutup selama pengerjaan, dengan rekayasa lalu lintas disiapkan Dishub.
Di sisi lain, Andi menghentikan sementara seluruh izin pematangan lahan hingga revisi Perwali rampung. “Semua syarat perizinan akan diperketat. Draft revisi harus selesai maksimal satu bulan,” ujarnya.
Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot akan menggandeng Pemkab dan DPRD Kukar untuk membangun kolam retensi di wilayah perbatasan utara.
“Kolam retensi di sekitar Sungai Siring sangat penting untuk menahan limpahan air ke Samarinda,” kata Andi.