NewsBalikpapan –
Orang siswi MTS Negeri Balikpapan Kalimantan Timur meminta perlindungan DPRD setempat menyusul dikeluarkannya anak mereka dari proses belajar mengajar. Dikeluarkannya siswi ini menyusul beredarnya video perkelahian siswi MTS ini di youtube.
“Dikeluarkan dengan tidak adil oleh pihak sekolah,” kata Syahbana, orang tua siswi, Rabu (27/11).
Syahbana mengatakan MTS Negeri Balikpapan berlaku sewenang wenang dalam menindak putrinya ini yang kini masih duduk dibangku kelas 3. Tanpa ada surat peringatan, katanya sekolah langsung mengeluarkan surat keluar dari proses belajar mengajar MTS ini.
“Tepatnya pada 29 Oktober 2013 lalu dikeluarkan dari sekolah,” paparnya.
Syahbana mengaku kecewa disebabkan putrinya ini seperti dikorbankan dalam peristiwa perkelahian ini. Pasalnya, sekolah tidak menjatuhkan sanksi bagi pelaku utama yakni siswi yang berkelahi serta pengambil gambar video tersebut.
“Gambar video ini memang berasal dari ponsel anak saya, namun bukan dia yang mengambil gambar perkelahian,” ujarnya.
Dirinya berharap, pihak sekolah masih punya kebijakkan, mengingat anaknya masih ingin bersekolah disekolah tersebut, dan kini sudah duduk di kelas 3. Karenanya dia menolak jika anaknya harus dipindahkan ke sekolah lain yang bukan negeri tapi swasta.
Seperti diketahui, kasus ini bermula dari, perkelahian antar dua siswi SMP yang kemudian direkam dan videonya di upload ke dunia maya (youtube) Oktober lalu. Kasus itu rupanya menjadi eboh, karena jadi perbincangan hangat di masyarakat.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Balikpapan Ida Prihastuti mengatakan pihak sekolah menegakkan aturan dan disiplin terhadap siswa yang melangggar. Anak tersebut hanya dipindahkan agar bisa dibina sekolah lain.
“Sekoah hanya memindahkan, dan orang tua menyetujui akan hal itu, jadi tidak ada yang tidak sekolah,” ucapnya.
Perlakuan yang sama juga diterima dua siswi yang berkelahi, juga dipindahkan ke sekolah MTS lainnya (swasta).Hanya saja kata Ida yang menjadi persoalan, terkait biaya pindah sekolah, karena orang tua siswi tergolong kurang mampu.
“Setelah diberikan penjelasan, sekolah yang mau menerima dengan biaya yang dicicil sesuai siswa,” ujarnya.
