Investor Korea Selatan akan membangun pabrik pencairan batubara di Kalimantan Timur. Proses perizinan hingga study kelayakan pembangunan pabrik sedang dilakukan investor asing ini.
“Ada investor yang akan menanamkan modalnya dalam hilirisasi batubara di Kaltim,” kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kaltim Amrullah, Rabu (17/7).
Sesuai perencanaan, Amrullah mengatakan pabrik ini berkapasitas 20 ribu barrel pencairan batubara per hari. Pemprov Kaltim sudah menawarkan kawasan ekonomi khusus Maloy Kutai Timur sebagai lokasi pabrik pencairan batubara ini.
Keberadaan pabrik pencairan batubara ini menjadi salah satu alternative dalam mengatasi anjloknya harga batubara dalam dua tahun terakhir ini. Disamping juga mensiasati kebijakan larangan ekspor bahan mineral mentah diterbitkan pemerintah.
“Tentu dengan adanya hilirisasi produk, akan ada penambahan nilai terhadap nilai barang yang berdampak terhadap harga jual produk,” tuturnya.
Meski demikian, Amrullah belum memastikan jadi tidaknya investasi pabrik pencairan batubara termasuk besaran nominal disiapkan. Pihak investor masih menunggu hasil kajian study kelayakan pembangunannya di Kaltim.
Merosotnya harga batubara jadi penyebab sejumlah perusahaan terpaksa gulung tikar di Kaltim. Biaya eksplorasi tidak sebanding dengan harga jual batubara di pasaran internasional.
Hingga kini, hanya perusahaan besar yang masih beroperasi melakukan aktifitas pertambangan batubara di Kaltim. Sebelumnya, Distamben Kaltim mencatat sedikitnya ada 900 perusahaan pertambangan batubara di 14 kota/kabupaten setempat.