Kemenko Marves dan PLN Gaet Komunitas Global

Suasana acara Green Energy Buyers Dialogue yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta, Jumat (12/07/2024). Foto PLN

NewsBalikpapan – PT PLN (Persero) terus menjalin kolaborasi global untuk mempercepat transisi energi melalui pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Kolaborasi ini ditegaskan dalam acara Green Energy Buyers Dialogue yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi di Jakarta pada Jumat (12/07/2024).

Green Energy Buyers Dialogue merupakan diskusi antar pemangku kepentingan dalam Just Energy Transition Partnership (JETP), yang melibatkan perwakilan Pemerintah Indonesia, International Partners Group (IPG), Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), serta sektor perbankan domestik dan internasional.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin, menyatakan bahwa transisi energi penting untuk memitigasi perubahan iklim global, yang dapat mengancam 280 juta penduduk Indonesia. “Urgensi ini memaksa kita untuk beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi non-fosil yang nol karbon, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Rachmat.

Alexia Latortue, Assistant Secretary of the Treasury for International Markets, U.S. Department of the Treasury, yang juga perwakilan IPG, menambahkan bahwa akselerasi transisi energi tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga meningkatkan perekonomian. “Transisi ramah lingkungan akan menarik investasi baru dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Dalam agenda ini, PLN menyampaikan rencana pengembangan ekosistem energi hijau untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan terkait dukungan mereka terhadap transisi energi Indonesia.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN mendukung langkah Pemerintah dalam mempercepat transisi energi. Hingga tahun 2023, pengembangan pembangkit EBT telah mencapai 8.786 megawatt (MW), dengan rincian dari pembangkit hidro (PLTA/PLTMH) sebesar 5.777 MW, panas bumi (PLTP) 2.519 MW, serta sisanya dari surya (PLTS), angin (PLTB), dan biomassa.

PLN bersama Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi bersih melalui RUPTL dan RUKN. Targetnya, hingga tahun 2040, kapasitas energi Indonesia akan didukung oleh EBT sebesar 75 persen dan gas 25 persen. “Hingga tahun 2040, penambahan kapasitas akan terdiri dari 21 Gigawatt (GW) dari gas, 28 GW dari tenaga surya dan angin, 31 GW dari air dan panas bumi, serta 2,4 GW dari energi baru lainnya,” jelas Darmawan.

Darmawan juga mengungkapkan bahwa PLN telah meluncurkan skenario Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk membangun Green-Enabling Transmission Line, yang akan mendukung penyebaran sumber EBT di seluruh Indonesia.

“Tantangan dalam transisi energi sangat besar, baik dari segi teknis, kebijakan, komersial, maupun pendanaan. Oleh karena itu, kolaborasi yang kuat antar komunitas global sangat dibutuhkan, karena PLN tidak dapat melakukannya sendiri. Perubahan iklim adalah masalah global yang harus kita hadapi bersama,” pungkas Darmawan.

Berita Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *