Rumah Murah Terganjal di Balikpapan

rumah murahBalikpapan –

Program rumah murah mandeg pelaksanaannya di Balikpapan Kalimantan Timur. Pemerintah daerah dianggap tidak kooperatif dalam memuluskan program Kementerian Perumahan Rakyat ini.

“Kami ini sekarang jalan sendiri saja,” kata Direktur Utama PT Cipta Griya Sarana Asri, Karel Soekma Jaya, Rabu (23/1).

Karel mengaku menjalin kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat dalam pembangunan perumahan murah untuk rakyat. Rumah tersebut nantinya ditawarkan dengan maksimal sebesar Rp 29 juta.

“Sesuai ketentuan menteri, tidak boleh harganya diatas itu. Kami sudah siap,” paparnya.

Guna menekan harga per unit rumah semurah mungkin, Karel meminta bantuan Pemkot Balikpapan dalam pengurusan izin site plan, pembebasan pungutan, subsidi biaya izin mendirikan bangunan (IMB) dan infrastruktur air bersih PDAM. Dia juga menghibahkan sebidang tanah sebagai lokasi berdirinya rumah sangat sederhana.

“Luasan tanahnya kami hibahkan saja, keuntungan kami hanya berkisar 15 hingga 20 persen. Coba bandingkan dengan pengembang lainnya yang memungut keuntungan 35 hingga 50 persen. Itu penyebab kenapa rumah di Balikpapan mahal,” ujarnya.

Namun pada perkembangannya, lanjut Karel, Pemkot Balikpapan terkesan kurang serius dalam membekap realisasi pembangunan rumah murah masyarakat. Permohonan perizinan tidak kunjung turun hingga istilah rumah murah akhirnya diganti menjadi rumah sederhana praktis.

“Namanya saya ganti karena sudah tidak lolos lagi mempergunakan istilah rumah murah yang harganya maksimal hanya Rp 29 juta. Pemkot Balikpapan beranggapan permohonan kami hanya menguntungkan pengembang saja. Keuntungan apa yang didapat pengembang dengan harga sebesar itu ? Keuntungan adalah milik masyarakat Balikpapan,” paparnya.

Karel saat ini sedang membangun 1.000 unit rumah tipe 36 dan 45 yang masing masing dilepas dengan harga Rp 40 juta dan Rp 95 juta per unitnya. Spesifikasi rumah tipe 36 berdiri diatas lahan seluas 108 meter persegi, dinding batako, jendela kaca, atap seng dan pintu triplex. Sedangkan tipe 45 dibangun diatas lahan seluas 150 meter persegi.

“Kami sudah menutup penjualan tipe 36 disebabkan tingginya permintaan warga,” tuturnya.

Karel berpendapat sudah jadi komitmen perusahaannya untuk menggeluti pasar rumah murah di Balikpapan. Perumahan murah jadi pasar yang dominan hingga 90 persen diinginkan masyarakat.

“Kalau perumahan yang elit yang beli juga orang itu itu saja, kalau pasar rumah murah yang belum tergarap,” sebutnya.

Harga rumah per unit di kawasan perumahan Balikpapan terbilang tinggi yaitu berkisar diantara harga Rp 175 juta hingga Rp 2,5 miliar. Rumah rumah ini berada di kawasan perumahan level kecil, menengah hingga elit.

Sehingga tidak mengherankan bila rumah sederhana praktis ditawarkan PT Cipt Griya Sarana Asri mendapatkan respon positif dari warga Balikpapan. Pembukaan pertama pembeliannya langsung diserbu antrian yang meluber hingga sepanjang jalan perumahan ini.

Berita Terkait

2 Comments

  1. sitha says:

    Brp yach no telp yg bs dihub.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *