Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan Kalimantan Timur akan menambah ruang kelas belajar (RKB) pada tahunanggaran 2014. Langkah itu diambil untuk mengatasi kekurangan jumlah sekolah di kota yang dikenal dengan sebutan Kota Minyak itu.
“Kita kan tidak bisa bangun sekolah baru, karena kalau bangun sekolah baru berarti harus tambah guru, sedangkan kita masih kekurangan guru, makanya kita revitalisasi bangun ruang kelas belajar,” kata Kepala Dinas Pendidikkan Kota Balikpapan Heri Misnoto.
Kata dia, anggaran untuk detail engennering design (DED) nya sudah diusulkan dalam APBD Perubahan Kota 2013. “Sudah diusulkan masing-masing paket sekitar Rp 50 juta, jadi kita usulkan mendahului (APBD 2014), ada sekitar 18 sekolah yang akan kita tambah,” terangnya.
Menurutnya, penambahan ruang kelas belajar itu, khususnya untuk SMP maupun SMA, karena kalau untuk sekolah dasar harus bangun sekolah baru. “Itu untuk semua sekolah. Yang krisis itu kan di SD itu untuk permohonan kelas baru , SMP dan SMA yang perlu penambahan ruang belajar” sebutnya.
Sekolah yang menjadi prioritas untuk penambahan ruang kelas belajar khususnya sekolah favorite. “Khususnya sekolah yang padat seperti SMK Negeri 6, SMA Negeri 5, SMA Negeri 1 yang sekolah-sekolah favorite, termsuk SMP negeri 1 itu yang perlu direvitalisasi, “ ucapnya.
Bukan hanya sekolah negeri, sekolah swasta yang dianggap memiliki potensial untuk mengurangi jumlah kekurangan sekolah. “Jadi sekolah swasta juga yang berkontribusi, Seperti Sinar Pancasila dia kan sudah menggratiskan, itu kita bantu,” bebernya.
Sedangkan anggaran untuk pembangunan ruang kelas baru diperkirakan mencapai Rp 250 juta per kelas. “Nanti per sekolah berapa RKB tergantung hasil DED nanti, disesuaikan dengan harga dolar sekarang, yang normal itu satu RKB itu paling tidak Rp 250 juta,” imbuhnya.
Mahalnya biaya untuk pembangunan itu, disebabkan ruang kelas baru yang dibangun harus bertingkat, karena keterbatasan lahan. Itu pun kata Misnoto, belum sarana dan fasilitas dalam kelas, karena hanya bangunan fisiknya saja.
“Harus tingkat, karena kalau tidak bertingkat, lahan kita terbatas, mau gak mau lantai dual ah, kalau kita bangun bertingkat kan konstruksinya lebih mahal, itu baru bangunan fisiknya belum yang lainnya,” tuturnya.
Dia berharap, dengan penambahan ruang kelas baru tidak ada lagi siswa yang harus sekolah hingga sore. “Jadi kita revitalisasi menambah mana kelas-kelas yang diperlukan, jangan sampai anak sekolah pagi – sore. Kalau pagi sore itu , yang pagi saja efektif, yang sore bisa gak efektik, kasihan, jadi hak belajarnya terkurangi,” tukasnya.
Sementara mengenai, pembangunan sekolah terpadu, kata Misnoto DED-nya juga sudah masuk adalam APBD Perubahan. Hanya saja kata Misnoto, pembangunannya tidak bisa sekaligus harus bertahap, mengingat anggaran yang dibutuhkan cukup besar.
“Karena itu tidak bisa satu tahun anggaran (pembangunannya). Kita yang terpenting kita siapkan infrastrukturnya, kayak gedung-gedung kita tambah dulu, karena kalau konsep sekolah model ini managemen pendidikkannya itu masing-masing, jenjang itu sendiri-sendiri,” paparnya.