PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Balikpapan Kalimantan Timur menyiapkan pembangkit Peaking berdaya 2 x 100 MW pada pencoblosan pemilu legeslatif 9 April nanti. Pembangkit listrik ini disiapkan khusus antisipasi pemadaman listrik pada pesta demokrasi nanti.
“Minimalisir terjadinya potensi ganggun. Kita antisipasi kecukupan pasokan dengan pembangkit yang ada cukup,” kata Manager PLN Balikpapan Prio Wurianto, Selasa (8/4).
Pembangkit Peaking sempat mengalami gangguan yang berdampak negatif terhadap suplai listrik Sistim Mahakam Kaltim. Saat ini,pembangkit ini sudah beroperasi untuk membekap ketahanan energi kota utama di Kaltim yaitu Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong.
“Mesin pembangkit kita Peaking alami gangguan. Ini kita pantau secara intensif lebih jelang pemilu ini,” paparnya.
PLN Kaltim memang sudah mengoperasikan pembangkit Peaking sejak akhir tahun 2013 lalu. Pengoperasiannya belum sinergi dengan sistim Mahakam yang mensuplai Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong yang berkapasitas beban puncak 300 MW.
“Sekarang ini kita mempertahan sistem ini lebih aman.Daya mampu Sistem Mahakam lebih dari 300 MW tapi bisa bergerak optimal hingga 350 MW,” ucapnya.
Sedangkan pembangkit PLTG Snipah berkapasitas 2×41 MW diperkirkan akan masuk dalam sistem Mahakam pada Mei mendatang. Sekarang persiapan teknis untuk pengujian serta kepastian suplai gas dari pihak ketiga.
Pembangkit Cahaya Fajar Kaltim kapasitas 50 MW diharapkan segera beroperasi pada pertengahan tahun ini.