Balikpapan –
PT Pertamina Unit Pemasaran VI Balikpapan Kalimantan Timur siap melaksanakan kebijakan dua harga BBM untuk masyarakat. Harga premium direncanakan naik jadi Rp 6.500 untuk pengguna kendaraan roda empat pribadi.
“Kami siap melaksanakan kebijakan pemerintah,” kata Kepala Humas Pertamina UPms VI Balikpapan, Bambang Irianto.
Selaku operator, Bambang mengatakan Pertamina tidak punya hak dalam menentukan besaran harga jual premium pada masyarakat. Pemerintah nantinya yang akan menentukan harga jual premium yang masih memperoleh subsidi dari Negara.
“Melaksanakan semua kebijakan pemerintah saja,” ujarnya.
Bambang hanya mengakui adanya antrian pembeli BBM terjadi di seluruh SPBU di Kaltim. Satu contohnya, SPBU Kilometer 5 Balikpapan sudah kehabisan stok solar pada pukul 12.00 Wita. Dalam kurun waktu lima jam, SPBU kilometer 5 sudah menjual 6 kilo liter solar peruntukan mobil pribadi dan bus.
“Karena memang kuota BBM dengan jumlah kendaraan bermotor berbeda jauh. Pengguna kendaraan bermotor Kaltim meningkat tiap tahun,” imbuhnya.
Bambang menyatakan kuota BBM masih berpatokan pada pasokan tahun 2012 silam. Belum ada perubahan penambahan kuota sesuai keputusan pemerintah.
“Belum ada berubah, masih sesuai kuota tahun lalu,” kata Humas Pertamina Balikpapan, Bambang Irianto.
Saat ini, pemerintah menetapkan kuota BBM yaitu wilayah Kalimantan Selatan memperoleh pasokan 583.593 liter premium dan 377.810 solar. Sedangkan Kalimantan Timur memperoleh kuota 672.009 premium dan 357.080 solar. Adapun Kalimantan Barat memperoleh kuota 510.120 premium dan 361.259 solar serta Kalimantan Tengah 449.850 premium dan 275.854 solar.
Petugas SPBU Kilometer 5 Balikpapan, Udin mengatakan kapasitas daya tampung kolam penampungannya mencapai 60 ton solar, 40 ton premium dan 15 ton pertamax. BBM sebanyak itu tetap belum mampu memenuhi serbuan pengantri BBM yang terus meningkat setiap bulannya.
Sopir Bus PO Samarinda Lestari, Fajar mengaku kebingungan dalam mensiasati kekosongan pasokan solar Pertamina di Balikpapan. Semestinya, angkutan umum bus punya jatah pembelian solar pada siang hari di SPBU Balikpapan.
“Namun faktanya, jam 12 sudah habis stoknya,” paparnya.
Agar transportasi busnya tetap operasi, Fajar terpaksa membeli solar eceran yang banyak didapati di rute Balikpapan – Samarinda. Dia pesimis ada pasokan solar dari SPBU lainnya di Balikpapan.
“Percuma saja, karena pasti juga kosong pasokan solarnya,” sesalnya.
Antrian kendaraan pembeli BBM di Kalimantan sudah terjadi sepanjang hari. Bahkan antrian kendaraan pembeli BBM luar kota bisa berlangsung berhari hari.
“Ini sudah sejak dulu, bukan hanya sekarang. Antrian terjadi di seluruh SPBU di Kalimantan,” katanya.
Fajar mengatakan antrian SPBU dipenuhi mobil mobil yang berupaya menimbun pasokan BBM Pertamina. Mereka pulang balik di setiap SPBU yang masih melayani pembelian BBM.
Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendy sudah menerbitkan Surat Keputusan pembatasan konsumsi BBM subsidi untuk seluruh pengguna kendaraan bermotor. Seluruh SPBU di Balikpapan mulai memberlakukan pembatasan konsumsi BBM subsidi dengan rincian Rp 25 ribu (roda dua), Rp 120 ribu (roda empat) dan Rp 350 (truk roda enam). Masing masing kendaraan melakukan pengisian ulang di seluruh SPBU di Balikpapan.
“Untuk membatasi konsumsi BBM di Balikpapan,” kata Kepala Humas Pemkot Balikpapan, Sudirman.
Perumusan surat keputusan tersebut dilakukan bersama aparat kepolisian Balikpapan. Petugas akan menindak setiap pengguna kendaraan bermotor yang kedapatan menimbun BBM subsidi.
“Surat keputusannya mengikat bersama dengan kepolisian,” ungkapnya.
Pantauan Tempo, seluruh SPBU di Balikpapan sudah melakukan aturan diputuskan pemkot setempat. Meskipun tanpa pengamanan kepolisian, mereka hanya melayani pembelian BBM subsidi sesuai ketentuan Pemkot Balikpapan.
“Itu sudah ada aturannya tercantum di alat pengisian BBM,” kata petugas SPBU di kilometer 5 Balikpapan.
Namun demikian, antrian pembeli BBM tetap mengular di seluruh SPBU Balikpapan. Antrian pembeli solar sepanjang ratusan meter yang dilayani pada pukul 20.00 wita.
Pemkot Balikpapan sudah dikoordinasikan dengan Pertamina dalam pelaksanaan teknis lapangan. Surat keputusan Wali Kota Balikpapan sudah diterbitkan sebagai landasan hukum pelaksanaan pembatasan konsumsi BBM subsidi.
Kebijakan ini diharap mampu menekan konsumsi BBM bersubsidi di Balikpapan. Realisasi konsumsi BBM bersubsidi Balikpapan defisit 3 ribu kilo liter dari kuota ditetapkan sebesar46 ribu kilo liter tahun 2012 lalu.
Meski secara umum BBM bersubsidi di Kaltim tahun 2013 naik sekitar 9 persen dibanding kuota 2012 lalu.
Kuota premium Balikpapan naik 5 persen menjadi 130 ribu kilo liter dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kuota solar untuk Kota minyak ini justru berkurang 4 persen yakni dari 82 ribu kiloliter menjadi 78.697 kiloliter.
2 Comments
[…] produk baru solar dex pada awal November lalu. Sejak awal tahun ini, Pertamina sudah mengupayakan produksi solar Dex lewat berbagai uji coba laboratorium hingga tes lapangan. Solar Dex sangat menunjang bagi […]
[…] (Rp 150 ribu) dan truk (Rp 350 ribu). Faktanya, Tantin mengatakan SPBU Balikpapan masih melayani penjualan BBM subsidi tanpa pembatasan. Warga tentunya memilih membeli BBM subsidi dibandingkan BBM non […]