Subandrio mengaku belum bisa memastikan penyebab utama keputusan para pelanggan untuk mencabut sambungan telpon kabelnya. Dia menduga salah satu penyebab utamanya adalah laju perkembangan mobile telekomunikasi yang begitu cepat di masyarakat Indonesia.
“Mungkin salah satunya itu, tapi kami belum tahu alasan secara pasti,” ujarnya.
Sehubungan itu, Subandrio menyayangkan adanya keputusan pencabutan sambungan telpon kabel oleh sebagian masyarakat. Telkom, menurutnya sudah membatasi investasi pemasangan sambungan telpon kabel sesuai skala prioritas.
“Karena nilai kembalinya lama, kami musti mengeluarkan investasi sebesar Rp 2,5 juta untuk satu satuan sambungan,” paparnya.
Subandrio memastikan kegunaan sambungan telpon kabel Telkom bagi para pelanggannya diluar fungsi utama sebagai sarana komuniasi. Berlangganan Telpon kabel bisa meningkatkan image pelanggannya.
“Salah satu pertimbangan pengurusan kartu kredit adalah mempunyai sambungan telpon kabel,” ungkapnya.
Telkom, kata Subandrio hanya berinvestasi menggelar sambungan telpon kabel di tiga kota utama Kalimantan yaitu Balikpapan, Samarinda dan Banjarmasin. Dia mengatakan kota kota tersebut masih terdapat permintaan tinggi pemasangan sambungan telpon kabel.