Balikpapan –
Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan maraknya pelajar SD – SMP setempat menyalahgunakan lem alias ngelem. Polisi sudah berulang kali meringkus pelajar Balikpapan yang mabuk lem di luar luar jam sekolah.
“Ini kasus yang dilaporkan saja tahun 2012 lalu ada 31, lalu tahun 2013 ini sudah ada 4 kasus yang dilaporkan, dengan melibatkan pelajar, awalnya bukan pelajar, tapi anak jalanan yang ”negelm”, kata Ketua BNNK Balikpapan I Ketut Rasna, Senin (1/4).
Diperkirakan ada puluhan pelajar bahkan ratusan sejak tahun 2012 yang kedapatan pesta “ngelem”, bukan hanya siswa laki-laki, tapi juga perempuan. Awalnya neglem tersebut, bukan dilakukan oleh pelajar, tapi anak-anak jalanan.
Menurutnya, “ngelem” tersebut, sangat berbahaya karena mengandung bahan-bahan zat adiktif yang bukan saja membuat mabuk, tapi merusak otak. “Lem itu memang kalau kita bicara narkoba, ada mengandung bahan-bahan zat adiktif, yang bisa menimbulkan kecanduan,” ujarnya.
Sejauh ini kata Ketut, pihaknya hanya bisa memberikan edukasi atau pemahaman kepada pelajar tentang bahaya “ngelem”. Termasuk memberikan pemahaman kepada guru, untuk terus mensosiliasikan bahaya itu di sekolah.
“Nah saat ini yang baru bisa kita lakukan memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa dan melarang, kita juga merangkul guru, misalnya diawal mengajar, mereka memberikan penjelasan akan bahaya itu, minimal 5 menit, sebelum mengajar,” tuturnya.
Diakuinya, memang bahan lem tersebut, begitu mudah diperoleh pelajar di toko bangunan. Termasuk harnya pun terjangkau. Pihaknya kata dia, hingga kini tidak bisa melarang toko menjual lem, karena memang dibutuhkan masyarakat.
“Untuk mendapatkannya, kalau pun kita larang toko menjual kepada pelajar, tapi kan mereka bisa mengambil lem yang dibeli oleh orang tuanya, makanya kita terus memberikan pemahaman termasuk ke orang tua,” imbuhnya.