Sejumlah mahasiswa dari berbagai kampus di Balikpapan minta agar pemerintah daerah setempat konsen dalam pelestarian beruang madu (Helarctos malayanus). Permintaan ditegaskan mereka dengan mengantarkan petisi yang berisi dukungan atas keberadaan Kawasan Pendidikan dan Wisata Lingkungan Hidup (KWPLH) sebagai lembaga yang memelihara 6 ekor beruang madu sebagai daya tarik utama.
“Biar lebih afdol, beruangnya kami ajak langsung mewakili rekan-rekan beruangnya,” seloroh Wawan Sanjaya, perwakilan mahasiswa, Jumat (15/2).
Beruang madu itu sebenarnya adalah seorang mahasiswa yang memakai kostum beruang madu berwarna hitam pekat, tanda V kuning emas di dada, dan topengnya
yang besar. Menurut Wawan, petisi itu juga berisi apresiasi atau penghargaan atas upaya Pemkot Balikpapan dan konservasi beruang madu tersebut.
“Seluruhnya ada 4.443 lembar petisi dari berbagai negara di seluruh dunia,” kata Wawan Sanjaya, kepala rombongan para mahasiswa tersebut.
Petisi-petisi tersebut datang dari berbagai belahan dunia. Mulai dari Amerika Serikat dan Kanada, lalu negara-negara Eropa seperti Inggris, Belanda, Prancis, Skotlandia, Jerman, Italia, Belgia, dan Swedia. Dari tetangga dekat Indonesia berdatangan dukungan dari Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Australia. Dari Tanah Air datang tak kurang dari 1.000 surat dukungan.
“Mereka, baik secara perorangan maupun lembaga, sangat mendukung dan memberi apresiasi atas upaya-upaya Pemkot Balikpapan untuk melestarikan satwa langka tersebut,” sebut Wawan.
Peristiwa yang melatarbelakangi petisi yang dikumpulkan para mahasiswa itu adalah penghentian kucuran dana dari APBD Kota Balikpapan untuk KWPLH, badan sebagai pelaksana teknis dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Balikpapan.
Anggaran sebesar Rp1,6 miliar dicoret tanpa penjelasan yang memadai.
“Malah anggaran untuk studi relokasi, rencana pemindahan beruang-beruang madu tersebut,” kata Wawan.
Padahal, lanjutnya, lokasi KWPLH di Km 23 Jalan Soekarno-Hatta sudah sangat ideal dan sudah dikembangkan dengan baik oleh para pengurus baik sebagai tempat konservasi ex-situ untuk beruang madu maupun sebagai kawasan wisata pendidikan lingkungan hidup. Bila dana dihentikan, maka KWPLH pun terancam bubar dengan meninggalkan beruang-beruang madu tak terurus.
Wali Kota Balikpapan menerima para mahasiswa di lobi Balaikota. Ia berterimakasih atas kepedulian dan dukungan yang disampaikan para mahasiswa tersebut.
“Cuma memang saya ingatkan, bahwa studi relokasi belum tentu nanti jadi relokasinya. Demikian pula sebaliknya, kalau relokasi lebih baik daripada di lokasi sekarang, kenapa tidak,” katanya.
Selain kepada Wali Kota, petisi juga disampaikan kepada Ketua DPRD Balikpapan dan Kepala BLH.
Di sisi lain, awal pekan ini, Ketua DPRD Balikpapan Andi Burhanuddin Solong menyampaikan secara tegas bahwa DPRD Balikpapan akan meninjau kembali pencoretan anggaran dan relokasi tersebut.
“Kami menerima banyak sekali surat dari dalam dan luar negeri yang meminta agar Balikpapan terus maju dalam upaya konservasi beruang madu ini,” papar ya.