PT Pertamina (Persero) menyatakan siap menggenjot peralihan konsumsi premium menuju pertalite pada akhir 2015 ini. Produk BBM non subsidi ini diharapkan mampu mencapai 20 persen dari total konsumsi nasional.
“Kami harapkan pengguna premium beralih ke pertalite sehingga konsumsi mencapai 17 hingga 20 persen,” kata Direktur Pemasaran PT Pertamina, Ahmad Bambang di Balikpapan, Senin (21/9).
Bambang mengatakan konsumsi pertalite nasional sudah mencapai 3 ribu kilo liter per hari sejak diluncurkan lima bulan silam. Keberadaannya sudah mulai menyalip konsumsi BBM jenis pertamax yang mencapai 8 ribu kilo liter per hari.
“SPBU yang menjual pertalite hanya 800 unit saja. Sedangkan pertamax sudah ada dimana mana,” paparnya.
Pertamina sudah menargetkan memperlebar pasar pertalite dengan menambah jumlah SPBU hingga mencapai 1.250 unit di seluruh Indonesia. Konsumsi diyakini menggerus konsumsi BBM nasional dengan perbandingan premium (68 persen), pertalite (20 persen) dan pertamax (12 persen).
Bambang menyatakan perlunya penekanan image esklusif pelanggan yang mempergunakan produk jenis pertalite maupun pertamax. Menurutnya pelanggan BBM non subsidi harus mendapatkan kebanggaan prestisius dibandingkan pengkonsumsi premium.
“Kalau perlu pengguna BBM non subsidi mendapatkan predikat pahlawan lingkungan. Memanfaatkan BBM ramah lingkungan,” ujarnya.
Dia mencontohkan konsumsi pertalite di Kaltim yang mencapai angka 6 ribu kilo liter per hari diatas rata rata konsumsi nasional yang hanya 3 ribu per hari. Menurutnya mayoritas masyarakat Kaltim sudah memiliki kesadaran tinggi dalam pemanfaatkan BBM ramah lingkungan dan berkinerja maksimal bagi mesin.
PT Pertamina Unit Pemasaran (VI) Balikpapan menyatakan penjualan pertalite mencapai 22 ribu liter atau market sharenya 7 persen dari pengguna premium. Pertamina sebulan ini meluncurkan produk pertalite di Kaltim yang memiliki keunggulan RON 92.
Manager Umum Pertamina Pemasaran Balikpapan, Fariz Aziz mengatakan Pertamina sudah membuka penjualan di 10 SPBU Kaltim yakni Samarinda, Balikpapan, Bontang, Sanagata, Tenggarong dan Muara Badak. Antusiasme masyarakat tinggi untuk beralih menggunakan pertalite yang memiliki keunggulan dalam merawat mesin kendaraan bermotor.
Fariz menggungkapkan SPBU PM Noor Samarinda sebelumnya 97 persen konsumennya adalah pengguna premium dan pertamax. Pasca peluncuran produk pertalite, menurutnya ada tren 8 persen penurunan pengguna premium yang beralih memanfaatkan pertalite dan pertamax.
“Sebanyak 7 persen beralih menggunakan pertalite dan sisanya pertamax,” paparnya seraya menambahkan SPBU ini angka penjualan pertalitenya paling tinggi di Kaltim mencapai 7 ribu liter selama tiga hari.
Hal serupa juga terjadi di SPBU Karang Anyar Balikpapan dimana terjadi peralihan pengguna premium dan pertamax yang kemudian memanfaatkan pertalite. Fariz menyebutkan pengguna pertalite Balikpapan meningkat 8 persen dari sebelumnya memanfaatkan premium.
“Pengguna pertamax naik 2 persen dari para pengguna premum,” tuturnya.
Pertalite merupakan BBM Non Subsidi yang di Produksi oleh Pertamina sebagai alternative pilihan kepada konsumen khususnya konsumen BBM Jenis Premium dengan level Research Octane Number (RON) 90 dan di atas kualitas BBM jenis premium, yang lebih berkualitas, hemat BBM, ramah lingkungan dan dengan harga yang terjangkau.
Pertalite membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88. Pertalite sesuai untuk digunakan kendaraan bermotor roda dua hingga kendaraan multi purpose vehicle ukuran menengah. Harga Pertalite di wilayah Kalimantan Timur ini dibandrol Rp.8.500 per liternya.
1 Comment
[…] sebanyak 40 SPBU penjualan BBM pertalite di Kalimantan Selatan. Peluncuran produk BBM andalan Pertamina ini dilakukan di tiga titik lokasi yakni Kota Baru, Banjarmasin dan Kayu Tangi […]