Penjaga Warisan Keluarga Pramoedya Toer
26 May 2012
Persiba Minta Pendukung Doakan Iqbal Samad
26 May 2012

Kisah Koki Presiden Era Soeharto

Balikpapan -
Presiden Soeharto tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu tonggak sejarah di negeri ini. Tidak sedikit sumbangsih sudah diberikan di era Orde Baru – dibalik sisi gelapnya menjadi penguasa selama 35 tahun memimpin bangsa Indonesia. Sudah tidak terbilang lagi tulisan yang membahas tentang karir politik, militer hingga garis keturunan bekas jenderal bintang dua Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat era Orde Lama ini. Namun hanya sedikit yang mengetahui ditengah puncak karirnya – Soeharto tetap saja sebagai sosok penyuka nasi pecel dan nasi goreng pete seperti masyarakat Indonesia pada umumnya.

Rahasia dapur istana kepresidenan ini masih terekam kuat dibenak Manager Operasional The New Benakutai Hotel Balikpapan, Budiono. Tidak mengherankan, karena selama 8 tahun, ia dipercaya mengurusi seluruh menu istana kepresidenan alias juru masak presiden sejak tahun 80 hingga 1989 silam.

“Awalnya setelah saya bekerja di Hotel Hilton, kemudian saya terpilih masuk dalam 12 team yang bertugas di Istana. Karena dipinjam sekretariat Negara menjadi juru masak istana,” kata pria yang pertama bekerja di Intercontinental Hotel tahun 1978.

Bisa melayani kepala negara, bukan saja menjadi kebanggaan, tapi akan menjadi pengalaman yang tak akan mungkin bisa terulang kedua kali. Pengalaman itu bahkan akan menjadi kenangan dalam hidup selama 45 tahun karirnya sebagai juru masak.

Menjadi juru masak di Istana bukan perkara mudah. Selain wajib hukumnya mengikuti protokoler kepresidenan, juga selalu siap menyiapkan setiap jamuan bagi tamu tamu negara.

“Karena apapun yang menjadi kebutuhan istana, kami 12 team ini harus siap kapanpun,” imbuh pria yang mengawali kariernya sebagai tukang kupas bawang.

Tentunya yang paling sering dilayani Budiono adalah Presiden Soeharto dan seluruh keluarga. Menyiapkan makanan bagi Soeharto tidaklah sulit. Karena Soeharto bukanlah tipe yang rewel soal makanan. Apapun yang disediakan juru masak selalu disantapnya.

Hanya saja, kata Budiono, tim dokter kepresidenan yang dianggapnya paling rewel. Maklum saja, sebagai seorang kepala negara tidak sembarang makanan bisa disantapnya. Semua makanan yang disajikan harus terlebih dulu harus lolos uji kesehatan dokter kepresidenan. Bahkan tidak jarang, tim dokter selalu setia menunggui para koki saat sedang memasak menu pesanan presiden.

“Soeharto itu tidak rewel, yang rewel justru dokter dan protokoler istana. Misalnya soal kebersihan, masaknya juga harus begini dan begitu. Semua diatur kalorinya dan kandungan gizinya,” tuturnya.

Sebenarnya makanan Soeharto tidak ada yang istimewa. Soeharto tidak suka dengan berbagai jenis makanan makanan Eropa. Justru menu makanan tradisional seperti nasi pecel dan nasi goreng pete yang kerap menjadi pilihan utama presiden.

“Dari semua yang paling favorite adalah bistik Jawa. Karena itu bukan daging yang biasa, tapi daging buntut yang saya bongkar , tulangnya saya buang, lalu saya bikin bistik. Rasanya pun enak, karena memang cara masaknya harus benar-benar mengerti,” katanya.

Bistik buntut atau istilahnya daging ekor sapi ini sebenarnya merupakan salah satu menu andalan salah satu koki asal Inggris. Hanya saja, Budiono memodifikasi dengan disesuaikan lidah masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *