Sisa kepemilikan saham dominan, kata Awang sudah sepantasnya dimiliki Kabupaten Kutai Kartanegara. Blok Mahakam berada di wilayah kabupaten yang memiliki kas daerah terbesar di Indonesia mencapai Rp 5 triliun setiap tahunnya.
“Kutai Kartanegara yang dapat 60 persen saham sudah semestinya,” paparnya.
Awang mengatakan sudah ada pembicaraan intensif rencana pengelolaan blok Mahakam antara Kalimantan Timur dengan Kutai Kartanegara. Masing masing daerah sudah menyerahkan pengelolaan blok Mahakam pada perusahaan daerah sudah dibentuk.
“Tidak perlu saling bertengkar memperebutkan blok Mahakam, semuanya musti saling pengertian,” ujarnya.
Adapun Total E&P Indonesie sudah mengajukan perpanjangan kontrak pengelolaan blok Mahakam selama 25 tahun kedepan. Kontrak pengelolaan Blok Mahakam sesuai ketentuan akan berakhir pada 2017 mendatang.
“Kami sudah mengajukan permintaan perpanjangan kontrak kerjasama dengan pemerintah Indonesia,” kata Public Affairs and Corporate Communication Total E&P Indonesie, Leo Tobing saat ditemui di Balikpapan pada November silam.
Leo mengaku optimis pemerintah Indonesia akan memperpanjang kontrak pengelolaan Blok Mahakam untuk yang kedua kalinya. Bila memperoleh perpanjangan kontrak, Total Indonesie punya izin pengelolaan Blok Mahakam pada 2017 hingga 2042 mendatang.
Leo berpendapat Total Indonesie berpeluang besar memperoleh hak pengelolaan Blok Mahakam. Perusahaan asal Perancis ini sudah teruji mempunyai teknologi, sumber daya manusia serta pengalaman selama 30 tahun mengelola Blok Mahakam.
Namun demikian, Leo juga memahami bila sejumlah perusahaan minyak gas serta pemerintah daerah setempat berlomba dalam memperebutkan pengelolaan Blok Mahakam. Dia menyerahkan keputusan tersebut pada kewenangan pemerintah Indonesia.
“Kami hanya operator serta terserah pemerintah memutuskan hal ini. Terserah pembagiannya antara provinsi, kabupaten dan pemerintah pusat,” ujarnya.
Meskipun merupakan perusahaan minyak gas asing, Leo memastikan sebanyak 99 persen karyawan tetap dan kontrak Total Indonesie adalah warga negara Indonesia. Total Indonesie memperkerjakan 23 ribu karyawan sehubungan pengelolaan Blok Mahakam.
“Hanya 1 persen dari 23 ribu karyawan Total Indonesie adalah tenaga kerja asing. Sisanya warga negara Indonesia,” ungkapnya.
PT Pertamina disebut sebut tertarik dalam pengelolaan Blok Mahakam demikian pula Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Blok Mahakam segera membuka proses eksploitasi ladang South Mahakam yang diproyeksikan mampu berproduksi gas sebesar 250 MMSCFD. Produksi perusahaan minyak gas ini dipastikan akan melonjak jadi 2.550 MMSCFD.
Total Indonesie memiliki sekitar 1.100 sumur minyak gas yang hampir setengahnya atau sebanyak 660 mampu berproduksi. Hingga kini, perusahaan minyak gas ini mampu memproduksi sebanyak 2.300 MMSCFD gas dari Blok Delta Mahakam.
Total Indonesie sedang mengembangkan produksi minyak gas di site Senipah, Peciko – South Mahakam (SPS), South Mahakam, Peciko dan Rubi.
Selain gas, site SPS juga menghasilkan 68 ribu barrel minyak mentah hasil eksploitasi South Mahakam, Peciko dan Rubi. Produksi gas SPS Total terbagi untuk kepentingan suplai permintaan luar negeri.
Total Indonesie mampu memproduksi 2.300 MMSCFD serta 68 ribu barel minyak mentah untuk setiap harinya. Produksi Total Indonesia bersumber dari ladang minyak Bekapai, Peciko, South Mahakam, Tambora CPU, SPS, Handil, centra processing unit, north processing unit dan south processing unit.