NewsBalikpapan –
Calon presiden, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo menyatakan langkah pengurangan subsidi BBM harus dimulai lewat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. PLN harus mengkonversi pembangkit listrik tenaga solar menjadi gas atau batubara secara berkelanjutan.
“Negara ini kaya gas dan batubara, pembangkit listrik kita harus beralih ke bahan bakar ini,” katanya saat mengunjungi relawan Projo Balikpapan, Jumat (23/5) pukul 22.00 Wita.
Konversi solar menuju gas atau batubara, menurut Jokowi mampu menghemat beban subsisi negara mencapai Rp 70 triliun per tahunnya. Pembangkit listrik PLN memang mengkonsumsi sekitar 7,1 juta kilo liter solar per tahunnya yang berdampak membengkaknya subsidi negara.
Langkah konversi, kata Gubernur DKI Jakarta ini nanti harus pula diikuti sektor sektor industri lain yang masih mempergunakan bahan bakar solar. Salah satu contohnya lainnya adalah digalakannya penggunaan sarana transportasi massal masyarakat yang berbahan bakar gas.
Jokowi mengatakan penghematan BBM ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai usaha produktif masyarakat ekonomi kecil menengah. Prioritas kredit hanya diberikan pada UMKM yang terpapar secara langsung kenaikan harga BBM.
Namun demikian, Jokowi menekankan tidak boleh ada lagi sistim bantuan langsung tunai (BLT) akan diberikan pada masyarakat. Menurutnya sistim ini tidak produktif membantu perekonomian masyarakat Indonesia.
“Tidak boleh ada itu sistim yang memberikan langsung itu ? Sistim BLT itu,” ujarnya.
Selama tiga ini, rombongan Jokowi mengunjungi tiga kota Kalimantan Timur yaitu Balikpapan, Samarinda dan Tenggarong. Selain pengukuhan relawan Projo, ia juga akan menyempatkan diri blusukan ke pasar pasar sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Banjarmasin.