Pesawat Garuda GA 511 dijadwalkan terbang landas pukul 06.50 Wita dengan rute Balikpapan – Jakarta. Maskapai Garuda mendadak menunda penerbangan hingga pukul 23.45 Wita dengan alasan permasalahan teknis fisik pesawat.
Aan mengaku kecewa disebabkan dirinya ada kepentingan bisnis yang musti secepatnya diselesaikan di Jakarta. Dia sengaja memilih maskapai Garuda yang sebelumnya sudah terkenal akan layanan serta disiplin waktu keberangkatannya.
“Saya curiga alasan pesawat rusak hanya rekayasa. Mungkin saja mereka mendadak harus memberangkatkan rombongan penumpang yang harus diprioritaskan,” ungkapnya.
Tiket pesawat Garuda tersebut, kata Aan harganya juga lebih mahal dibandingkan rata rata maskapai lainnya yaitu Rp 1,5 juta untuk satu kali keberangkatan. Namun faktanya, katanya saat ini hanya Garuda yang menunda penerbangan tujuan Jakarta.
Pantauan wartawan, ratusan penumpang Garuda masih berupaya agar secepatnya bisa diberangkatkan pada siang hari ini. Mereka berupaya menemui otoritas maskapai Garuda Balikpapan yang tidak terlihat di kantor perwakilan Bandara Sepinggan.
“Saya ini sudah nunggu 2 jam pak, sekarang tolong panggil perwakilan Garuda dan jangan sembunyi dari kami,” kata salah satu penumpang pada petugas PT Angkasa Pura.
Mayoritas penumpang menolak fasilitas sudah disiapkan maskapai Garuda berupa layanan hotel, transportasi hingga konsumsi selama berada di Balikpapan. Penumpang mempertanyakan komitmen Garuda dalam melayani jasa transportasi udara pada masyarakat.
“Ini bukan masalah bantuan hotel dan lainnya, tapi bagaimana tanggung jawab mereka,” ungkap Aan.
Costumer Service Garuda di Bandara Sepinggan, Nela Embara mengatakan penundaan keberangkatan pesawat ditetapkan hingga batas waktu belum ditentukan. Dia beralasan ada permasalahan teknis pesawat yang membutuhkan penanganan serius teknisi Garuda.
“Ada masalah teknis pak, silakan pulang dulu nanti kami hubungi,” tuturnya. Sedangkan Sales Manager Garuda, Susan tidak bisa ditemui saat dikonfirmasi di kantornya.
Ketua Nusantara Coruprion Watch, Taufiqurrahman mengaku kecewa dengan mundurnya kualitas layanan Garuda Indonesia pada masyarakat Balikapapan. Pasalnya, salah satu penumpang pesawat adalah tamunya dari Komisi Pemberantasan Korupsi yang sedang melaksanakan tugas di Kalimantan Timur.
“Ada satu tamu saya yang terpaksa harus menunggu lama di Bandara Sepinggan.” ujarnya.